Catatan Sunavip Ra Indrata (Ass. manajer Tim Arema Indonesia | Ipok Ngalam – Malang Post)

Sudah lama saya ingin ke Balikpapan. Lama sekali. Entah kapan terakhir saya ke Balikpapan. Saya sendiri sampai lupa. Undangan ke Balikpapan, juga sering saya terima. Terutama dari teman Kaltim Post, grup Malang Post, yang ada di Borneo. Termasuk semua bentuk akomodasi ditanggung. Kebetulan, Pimred Kaltim Post orang Jawa dan teman baik.

Tapi baru kemarin saya benar-benar kembali ke Balikpapan. Saya melihat tidak ada perubahan yg cukup signifikan di Bandara Sepingan. Sesuatu yang pertama saya temui di pintu masuk Borneo. Pandangan langsung berubah ketika masuk kota. Wow…. Saya seperti melihat miniatur Malaysia disana. Meski pendapat ini masih bisa diperdebatkan. Pokoknya, ada perubahan yang sangat signifikan.

Lebih terkejut lagi, ketika melihat kenyataan kalau di Kalimantan, penduduknya 43 persen orang Jawa, ini kata teman disana dan masih bisa diperdebatkan. Sekalipun setiap kali jalan-jalan, sering terdengar pembicaraan dalam logat Jawa. Mulai dari bandara, sopir yang menjemput, mereka yang ikut ngobrol di hotel sampai orang yang jual bakso, juga berbahasa Jawa. Saya pun merasa tidak berada di sebuah pulau besar yg terpisah jauh dari Jawa.

Kemudian saat malam kami kongkow dengan puluhan Aremania, suasana juga tidak beda jauh saat saya kongkow di Malang. Ngopi bareng, makan gorengan bersama-sama sampai ngerokok bareng (walau saya bukan seorang perokok). Ah, benar-benar serasa di Malang.

Apalagi sambutan Aremania yang ada disana, seperti sambutan seorang saudara yang lama tidak bertemu. Benar-benar tulus dan memberikan yang mereka punya.

Termasuk soal pakaian,yang mereka pakai juga tak kalah dengan kostum Aremania di Malang. Sampai anak-anak kecil juga menggunakan kaos Aremania. Semuanya versi yang terbaru. Bahkan banyak yang tidak saya jumpai di Malang, saya temukan disana. Sangat Aremania banget.

Situasi itu tidak hanya ditemui di jajaran orang ‘biasa-biasa’ saja, pejabat pun selama mereka orang Malang – atau minimal orang Jawa – akan menyambut dengan baik. Itu yang saya rasakan ketika diajak menemui beberapa pejabat di Kaltim bersama teman Kaltim Post.

Hanya yang tidak enaknya, mungkin kalau saya di Balikpapan dalam waktu satu bulan saja bisa-bisa berat badan naik hingga 10 Kg. Bagaimana tidak, meski saya sudah makan di hotel, kalau bertemu orang Malang, langsung diajak makan. Ketemu lagi, makan lagi. Kalau dituruti, lima kali sehari ketemu orang, akan diajak makan lima kali. Mau makan dengan porsi sedikit, katanya tidak menghargai. Apalagi tidak dimakan, bisa-bisa dianggap sombong, congkak atau apalah namanya. Makanan yang disajikan juga enak-enak. Soal ikan bakar, tidak kalah dibandingkan Makassar ataupun Ternate. Mau kepiting, juga tidak kalah dibanding kepiting Cak Gundul di Pandaan.

Itu masih soal makan. Belum kalau ingin jalan-jalan. Mereka rebutan untuk bisa sekadar mengantar. Meski konsekuesinya, mereka harus meninggalkan pekerjaan. “Gak masalah mbolos. Toh gak setiap hari mbolos. Mumpung ketemu di Kalimantan, harus dijamu,” kata mereka. Saya melihat sorotan matanya benar-benar tulus. Bukan basa-basi.

Itulah nawak-nawak Aremania di Balikpapan. Oya, mereka yang meski bukan orang Malang, tetapi sangat suka kalau disebut Aremania. Karenanya, bahasa pun didekat-dekatkan dengan logat Malangan. Tidak apa-apa, bukankah Aremania tidak kemana mana, tapi ada dimana-mana?

Sebuah persaudaraan kembali saya temukan di Borneo. Seperti halnya persaudaraan di tempat-tempat lain di luar Malang dan di luar Jawa, yang pernah saya temukan. Tetapi kali ini, saya menemukan lebih dari yang pernah saya temukan. Inilah yang membuat saya merasa waktu sangat cepat berputar di Balikpapan. [Malang post]

sumber Warkop Aremania

Yo ngene iki ker, seng nggarai ayas krasan nanag Balikpapan, koyok gak adoh omah. Jian pokok sip thok lek nang nanag Balikpapan. Bagai Malang kedua.

Salam Tetap Satoe Jiwa

4 Komentar

  1. taheb..
    Salut ilakes ayas… 🙂
    not going anywhere, but always everywhere..
    ~S1J~

    • Tak translate yo
      Ora nang endi-endi tapi ono ndek endi-endi…
      ~S1J~

  2. hehehehhe .. ayas i iku oyi sam ..hehe


Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan Balasan ke Juned Batalkan balasan

  • Paling Kanyab Diwoco

  • Arsip

  • Polling

  • Polling maning